Permasalahan Pendidikan di Indonesia


Tony Gaskins pernah berkata Build your dream or someone will hire you to build theirs.

Kutipan ini mendorong seseorang untuk mengejar mimpi dan tujuan hidupnya, dengan menjadi pribadi seutuhnya dan dengan caranya sendiri. Sebuah mimpi itu juga berasal dari beragam kemampuan yang dimiliki seseorang yang terus diasah dan dikembangkan. Disinilah peran dunia pendidikan dalam mengembangkan individu terutama generasi muda bangsanya.

Pada dasarnya setiap orang pernah mengalami pendidikan baik secara formal maupun informal, namun tidak setiap orang mengerti makna pendidikan. Pemahaman ini menjadi penting karena seiring kemajuan pendidikan, konsepnya menjadi kabur. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Dari definisi diatas, dapat dilihat dengan jelas bahwa pendidikan ini tidak hanya berkaitan dengan akademik, namun juga non-akademik. Dengan kata lain, hanya mengutamakan pencapaian nilai prestasi akademik di sekolah dan mengabaikan prestasi non-akademik merupakan kekeliruan pelaksanaan pendidikan. Seperti yang kita ketahui, setiap orang itu berbeda-beda. Sama hal nya dengan peserta didik, tidak semuanya memiliki keunggulan akademis karena ada juga yang menonjol di bidang seni atau olahraga. 

Namun, dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan peringkat daerah, provinsi, maupun nasional, tidak sedikit dari institusi pendidikan saat ini yang berfokus pada kemampuan akademik peserta didik. Padahal mereka juga dapat membuat prestasi non-akademik lebih menonjol melalui berbagai perlombaan dan kompetisi agar nama institusinya lebih dikenal masyarakat luas. 

Berdasarkan tanggapan tersebut, mungkin akan timbul pertanyaan mana yang lebih penting antara akademik dan non-akademik? Menurut definisi Undang-undang yang disebutkan sebelumnya, keduanya sama-sama penting sehingga diperlukan cara untuk menyeimbangkan keduanya. 

Ariyanti (2014) dalam blognya yang membahas “Menyeimbangkan Prestasi Akademik dan Non Akademik”, menyebutkan bahwa diperlukannya daftar prioritas. Adapun berikut beberapa poin pertanyaan pembantu dalam membuat prioritas:

  • Berapa jam yang diperlukan untuk belajar?

  • Dapatkah mengejar materi akademik yang tertinggal di kelas jika melakukan kegiatan non-akademik?

  • Apakah memiliki waktu yang cukup untuk berpartisipasi dalam kegiatan non-akademik?

  • Apa saja kegiatan yang benar-benar penting?

Atau kita juga bisa membaginya dengan memanfaatkan table skala prioritas berikut ini:

Dari situ kita dapat memprioritaskan kepentingan, hak dan kewajiban kita sebagai peserta didik. Tidak hanya mendapatkan teori, ilmu dan materi melalui akademik tetapi kita juga dapat mengembangkan diri, berkreativitas, bersosialisasi dengan orang lain melalui kegiatan non-akademik. Sehingga terwujudlah konsep yang benar dari pendidikan untuk mengembangkan dan mempersiapkan generasi muda untuk masa depan bangsa Indonesia. 


Don’t think that you just need to be Great on paper, please








Daftar Pustaka

Ariyanti, S. (2014). Menyeimbangkan Prestasi Akademik dan Non Akademik. Kesekolah.com.

http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/menyeimbangkan-prestasi-akademik-dan-non-akademik.html#sthash.u1U4nMxR.VQyT47Jq.dpbs    

Komentar

  1. Nice, pendidikan memang sangat dibutuhkan untuk menunjang masa depan, baik akademik maupun non-akademik, semoga pendidikan di Indonesia terus berkembang dan dapat di akses seluruh lapisan masyarakat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karakter Positif Generasi Muda untuk Masa Depan Bangsa

Self Awareness

Selamat Hari Sumpah Pemuda!