Sastra: Cerita Pendek
SUDUT PANDANG VILLAIN
By Salsabila Slamet Riady
Kehadirannya diremehkan, ketika muncul kasus di negara
sendiri pemerintah baru mengambil tindakan. Mulai dari PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) adalah bentuk penanganan pertama, awal dari tren di media
sosial #dirumahaja. Perpanjangan terus terjadi pada tiap minggu, pekerja non pemerintahan
negara merasakan dampak nyata. PSBB pun berubah menjadi PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Kira-kira itulah gambaran besar yang terjadi di
Negeri kita selama kurang lebih 2 tahun lebih belakangan ini. Namun, bagaimana dengan
gambaran lebih kecil di masyarakat?
Salsa, namanya. Seorang dokter yang akan menikah pada 20
April mendatang dengan pasangan Muhammad. Pasangan tersebut telah menyiapkan segala
hal, mulai dari tempat, catering, mental dan juga fisik. Tapi, bagaimana mereka
melawan takdir. PSBB pertama tanggal 17 Maret 2019 telah membuat mereka cemas.
Panggilan kewajiban dan moral membuat Salsa menjadi garda terdepan untuk berjuang.
Akibatnya, komunikasi mereka menjadi jarang dan Muhammad harus memaklumi hal
ini.
PSBB kembali diperpanjang, sudah dipastikan pernikahan
mereka tertunda. Mereka harus kembali bersabar, komunikasi yang renggang
kemudian tekanan sosial yang masing-masing dirasakan tidak jarang terjadi percekcokan.
Makin hari, makin banyak yang terkena virus ini. Tak sedikit pula yang sudah
gugur akibatnya.
Apa kabar dengan Salsa? Menghadapi pasien yang terus
masuk dan yang lainnya meninggal membuatnya juga tertekan secara emosional.
Protokol kesehatan mulai diperketat, ada tiga lapis pakaian yang harus
digunakan saat menghadapi pasien. Hal tersebut terus berlangsung hingga tibalah
berita yang menyayat hati. Keluarga, sahabat dan juga Muhammad diberitahukan bahwa
Salsa meninggal dunia. Inilah akhir dari perjuangan Salsa sebagai garda
terdepan melawan Covid-19 ini.
Sebuah makam dengan tanah masih basah bertuliskan Salsa
berserta bunga kamboja yang berada diatasnya. “Selamat ya, kamu telah berjuang
dan berhasil sembuh dengan caramu sendiri. Disini, Kami masih berjuang melawan
virus yang sama dengan variasi baru, ada yang namanya delta ada juga badai sitokin.
Maaf ya, kita tidak bisa menikah kala itu mungkin memang bukan takdir kita. Oh
iya, vaksin untuk covid telah ditemukan. Saat ini, sedang terjadi vaksinasi pertama
dan kedua sedang dijalankan oleh Masyarakat. Tenaga medis sedang mencoba untuk
pemberian vaksinasi ketiga. Andai vaksin lebih cepat ditemukan, pasti kamu
tidak akan berakhir seperti ini.” Kata Muhammad sambil memandangi makam dengan
senyum dipipinya serta terlihat air mata mengalir melewatinya.
Ada banyak cerita dari sudut pandang masyarakat ini,
semua sedang berjuang dan berharap kisah mengenai covid menemui akhir yang
menyenangkan bagi kita semua.
Komentar
Posting Komentar